Apa itu Design Thinking?? Menurut “Interaction Design Foundation” misalnya, design thinking disebut sebagai proses yang dilakukan secara berulang untuk memahami pengguna, menantang asumsi, mendefnisikan ulang permasalahan, serta menciptakan solusi.
Sedangkan “Career Foundry” mengatakan, design thinking adalah sebuah ideologi maupun proses untuk memecahkan masalah kompleks yang menitikberatkan kepentingan pengguna. Sederhananya, design thinking merupakan pendekatan atau metode pemecahan masalah baik secara kognitif, kreatif, maupun praktis untuk menjawab kebutuhan manusia sebagai pengguna.
Tahap Define
Proses dalam tahapan empathize dan define bisa dianalogikan seperti analisis dan sintesis. Di tahap empathize, kamu merinci hal-hal yang menjadi keluh kesah pengguna yang kemudian akan diambil intisarinya di tahap define.
Setelah mengambil sebuah sintesis, kamu harus menyatakannya sebagai problem statement. Problem statement sendiri berfungsi untuk memperjelas sintesismu dalam satu gagasan utuh. Maka dari itu, penting untuk menentukan problem statement yang tepat agar kamu mendapat gambaran utuh soal permasalahan pengguna.
Point of View
Point of View pada stage Define didasarkan pada:
- Pemahaman yang lebih dalam tentang user yang spesifik
- Pemahaman tentang kebutuhan mereka
- Pemahaman tentang wawasan Anda (sebagai desainer) yang paling penting tentang user tersebut.
(HMW) How Might We
HOW dapat berarti:
- “How” menunjukkan bahwa kita belum memiliki jawabannya.
- “How” membantu kita mengesampingkan laporan preskriptif .
- “How” membantu kita mengeksplorasi berbagai upaya, bukan hanya mengeksekusi berdasarkan apa yang kita “pikirkan” sebagai solusi yang seharusnya.
MIGHT dapat berarti:
- “Might” menekankan bahwa respon yang Anda hasilkan mungkin hanya berupa solusi yang memungkinkan, bukan satu-satunya solusi.
- “Might” juga memungkinkan untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan solusi, bukan hanya menyelesaikan solusi yang pertama terlintas dalam pikiran.
WE dapat berarti:
- “We” langsung membawa unsur upaya kolaboratif.
- “We” mengesankan bahwa ide untuk solusi terletak pada kerja tim kolektif.
Ketika ingin menciptakan pertanyaan How Might We, terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan:
- Gunakan spidol (yang tidak terlalu besar) untuk menuliskan catatan HMW.
- Ketika mendengar “pain points”, bingkai kembali menjadi peluang.
- Tuliskan hanya satu ide atau peluang HMW untuk setiap sticky note.
- Arahkan pada kuantitas dari sticky note yang Anda hasilkan, bukan kualitas.
Metode yang digunakan pada tahap ini yaitu WHYS
Teknik interogatif berulang yang digunakan untuk mengeksplorasi hubungan sebab-akibat dari masalah tertentu. Tujuan utamanya adalah untuk sampai ke bagian bawah masalah dengan mengulangi pertanyaan "Mengapa?" Di mana setiap jawaban mengarah ke pertanyaan berikutnya. Biasanya, lima siklus sudah cukup untuk mencapai tujuan di sini.
Tidak semua masalah memiliki akar masalah yang tunggal. Jika seseorang ingin mengungkap banyak akar penyebabnya, metode harus diulang, menanyakan urutan pertanyaan yang berbeda setiap kali
KESIMPULAN
Tahap Define digunakan untuk menghasilkan pernyataan masalah yang jelas dan dapat ditindaklanjuti yang menunjukkan kepada tim apa masalah sebenarnya dan siapa penggunanya.
REFERENSI
- https://dailysocial.id/post/design-thinking
- https://dailysocial.id/post/memahami-define-dalam-design-thinking/
- https://riyanthisianturi.com/design-thinking-stage-2-define/
- https://webdesign.tutsplus.com/id/articles/define-stage-in-design-thinking--cms-31538
No comments:
Post a Comment